Berikut ini merupakan 10 macam teori sastra beserta sekilas dari pengertiannya.
1. Teori
Struktural
Teori struktural
merupakan sebuah teori sastra yang digunakan untuk menganalisis karya sastra
berdasarkan strukturnya. Teori ini menggunakan pendekatan objektif yang
mamandang karya sastra bersifat otonom dan terlepas dari pembaca maupun
pengarangnya.
Dalam
teori struktural, bagian yang dianalisis meliputi tema, tokoh, alur, latar
serta sudut pandang. Tema merupakan gagasan utama pada sebuah cerita, tokoh
merupakan pelaku cerita. Istilah tokoh menunjuk kepada pelaku cerita, karakter
menunjuk pada perwatakan tokoh, sedangkan penokohan merupakan perwujudan dan
pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
Yang
dimaksud dengan latar yakni tempat terjadinya peristiwa dalam sebuah karya
sastra, kemudian sudut pandang yakni titik pengisahan dalam karya sastra.
2. Teori
Psikologi Sastra
Psikologi
sastra adalah teori sastra yang digunakan untuk menganalisis unsur kejiwaan
yang ada di dalam karya sastra. Sigmund Freud membagi kepribadian manusia
menjadi 3 aspek yakni id , ego, dan superego. Id
merupakan kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek kesenangan, ego
merupakan kepribadian manusia yang berusaha menekan id dengan berpegang kepada
kenyataan, dan superego yakni kepribadian manusia yang lebih menekankan
kesempurnaan dibanding dengan kepuasan serta berasal dari nurani yang
berhubungan erat dengan moral.
3. Teori
Kepribadian Abdul Aziz Ahyadi
Kepribadian
adalah suatu organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri perorangan
yang menentukan penyesuaian terhadap diri terhadap lingkungan. Teori
Kepribadian Abdul Aziz Ahyadi merupakan teori yang menganalisis sisi
kepribadian yang ada dalam karya sastra. Baik kepribadian masyarakat yang
diceritakan, maupun kepribadian tokoh-tokohnya.
4. Sosiologi
Sastra
Karena karya sastra
dianggap sebagai cerminan dari kehidupan sosial masyarakatnya, maka karya sasta
bersifat unik. Karena imajinasi pengarang karya sastra dipadukan dengan kehidupan
sosiak yang kompleks. Sosiologi sastra
merupakan teori sastra yang menganalisis sebuah karya sastra didasarkan pada
segi-segi kemasyarakatan. Karya sastra juga dianggap sebagai ekspresi
pengarang. Disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak dapat lepas dari
interaksi sosial dan komunikasi serta kepribadian manusia dipengaruhi oleh
sistem budaya, maka struktur sosial pengarang dapat mempengaruhi bentuk karya
sastra itu sendiri.
5. Kritik
Sastra Feminis
Dalam
arti leksikal, feminisme merupakan gerakan wanita yang menuntut persamaan hak
sepenuhnya antara perempuan dan laki-laki namun bukan merupakan gerakan
pemberontakan terhadap kaum laki-laki melainkan hanya menuntut gerakan
peningkatan terhadap harkat dan martabat wanita.
Jadi
dalam kritik sastra feminis, para kritikus sastra menginginkan suatu hak yang
sama dalam mengungkapkan makna baru dalam karya sastra, serta menentukan ciri
relevan yang ada dalam karya sastra sebab kritikus tersebut menggunakan cara
dan pandangan baru dalam pengkajiannya.Kritikus
sastra dapat mengkaji karya sastra melalui tiga tahap, yakni tahap pertama
peneliti mengidentifikasi tokoh perempuan dalam karya sastra dan keududukannya
dalam masyarakat, kemudian peneliti mencari tahu tujuan hidup tokoh perempuan
yang igambarkan penulis, dan yang terakhir mengamati sikap penulis dalam
menulis karya sastra.
6. Resepsi
Sastra
Resepsi sastra adalah
kualitas keindahan yang timbul sebagai akibat hubungan antara karya sastra
dengan pembaca. Jika peneliti menggunakan resepsi sastra dalam penelitiannya,
maka harus ditentukan terlebih dahulu maksud pengarang yang sebenarnya, barulah
mencari tahu reaksi dari pembaca setelah membaca karya sastra.
7. Teori
Marxis
Teori
Marxis memberikan penekanan terhadap kehidupan manusia yang mana didalam kehidupan
manusia itu sendiri ditentukan oleh sistem sosial dan ekonomi. Marxis memandang
bahwa sejarah, budaya dan ekonomi saling berkaitan dalam memahami kelompok
masyarakat. Sebab Marxisme sendiri merupakan faham yang percaya bahwa penentu
dari suatu kehidupan adalah sosio ekonomi.
8. Sastra
Poskolonial
Merupakan
kesusastraan yang membawa pandangan subversif terhadap penjajah dan penjajahan
(Aziz, 2003: 200).
9. Stilistika
Studi Sastra
Merupakan ilmu yang
menganalisis cara penggunaan dan gaya bahasa dalam suatu karya sastra.
10. Kajian
Semiotik
Semiotik adalah ilmu
atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed, 1992: 2). Dalam pandangan
semiotik yang berasal dari teori Saussure, bahwa bahasa merupakan sebuah sistem
tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut
dengan makna. Jika dalam suatu teks
kesastraan bahasa menjadi sebuah sistem tanda, maka bukan hanya mengarah pada
tataran makna pertama melainkan pada tataran makna tingkat kedua.
3 komentar:
mengapa teori kepribadian abdul aziz ahyadi termasuk macam teori sastra ????
Karena Teori beliau sudah terverifikasi dan valid untuk diuji.
MIN....referensinya kok gak ada?
Posting Komentar