Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan si mitra tutur. Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur, dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas dalam Prinsip Kerja Sama Grice. Demikian sebaliknya, apabila tuturan itu mengandung informasi yang berlebihan akan dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Tuturan berikut dapat dipertimbangkan untuk memperjelas pernyataan tersebut.
(A). “Biarlah kedua pemuas nafsu itu habis berkasih-kasihan!”
(B). “Biarlah kedua pemuas nafsu yang sedang sama-sama mabuk cinta dan penuh nafsu birahi itu habis berkasih-kasihan!”
Informasi Indeksal :
Tuturan A dan B dituturkan oleh seorang pengelola rumah kos mahasiswa kepada anaknya yang sedang merasa jengkel karena perilaku para penghuni kos yang tidak wajar dan bahkan melanggar aturan yang ada.
Tuturan (A) dalam contoh tersebut merupakan tuturan yang sudah jelas dan isinya sangat informatif. Karena tanpa harus ditambah dengan informasi lain, maksud dari tuturan tersebut sudah dapat dipahami dengan baik dan jelas oleh mitra tutur. Sedangkan pada kalimat (B), telah diberi penambahan informasi sehingga tuturan menjadi berlebihan dan terlalu panjang. Seperti yang digariskan maksim ini, tuturan (B) tidak mendukung dan bahkan melanggar Prinsip Kerja Sama Grice.
Dalam banyak hal, pernyataan yang demikian terkadang tidak dapat dibenarkan. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia,khususnya di dalam kultur masyarakat Jawa, justru ada indikasi bahwa semakin panjang sebuah tuturan akan semakin sopanlah tuturan itu. Sebaliknya, semakin pendek sebuah tuturan, akan semakin tidak sopanlah tuturan tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menunjukkan maksud kesantunan tuturan dalam bahasa Indonesia, dalam hal tertentu penutur harus melanggar dan tidak menepati Prinsip Kerja Sama Grice.
Tuturan berikut secara urut menunjukkan perbedaan tingkat kesantunan tuturan sebagai akibat dari perbedaan panjang pendeknya tuturan.
(A). “Bawalah koran itu ke tempat lain!”
(B). “Tolong bawalah koran itu ke tempat lain!”
(C). “Silahkan koran itu dibawa ke tempat lain dahulu!”
Tuturan Indeksal :
Masing-masing tuturan diatas dituturkan oleh seorang Direktur kepada sekretarisnya di dalam ruangan yang kebetulan mejanya berserakan dengan koran-koran bekas di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar