Blogger Widgets

Rabu, 11 Desember 2013

Paralelisme dan Antitesis



Paralelisme
            Paralelisme merupakan semacam gaya bahasa yang lahir dari struktur kalimat yang berimbang, yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata datu frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat juga berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama.
            Namun dapat diingat, bahwa bentuk paralelisme adalah sebuah bentuk yang baik untuk menonjolkan kata maupun kelompok kata yang sama funginya. Akan tetapi, jika banyak digunakan, maka kalimat akan menjadi kaku dan mati.
       Contoh :
       - Sangatlah ironis kedengaran bahwa ia menderita kelaparan dalam sebuah daerah yang subur dan kaya, serta mati terbunuh dalam sebuah negeri yang sudah ratusan tahun hidup dalam ketenteraman dan kedamaian.
      - Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. ( Tidak baik : bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi kita juga harus memberantasnya. )

Antitesis
            Antitesis merupakan sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang. Gaya bahasa antitesis ini menggunakan unsur-unsur paralelisme dan keseimbangan kalimat.
Contoh:
       - Ia sering menolak, tetapi  sekalipun tak pernah melukai hati.
-         - Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa dan negara.

Tidak ada komentar: