n. Perifrasis
Gaya bahasa
yang menggunakan kata yang lebih banyak dari yang diperlukan namun kata yang
berlebihan tersebut dapat diganti dengan satu kata saja.
Contoh :
Ia telah
beristirahat dengan dami. (=mati)
o. Prolepsis
o. Prolepsis
Merupakan
gaya bahasa dimana orang menggunakan sebuah kata sebelum gagasan yang
sebenarnya terjadi.
Contoh :
Kedua orang
itu bersama calon pembunuhnyasegera meninggalkan tempat itu.
p. Erotesis
p. Erotesis
Erotesis
merupakan pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau teks dengan tujuan untuk
mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan secara wajar, serta tidak
menghendaki adnya suatu jawaban.
Contoh :
Rakyatkah
yang harus menanggung akibat dari semua korupsi dan manipulasi di negara ini?
q. Silepsis dan Zeugma
q. Silepsis dan Zeugma
Gaya bahasa
dimana orang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubugkan sebuah kata
dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya memiliki hubungan
dengan kata yang pertama.
Contoh :
Ia sudah
kehiangan topi dan semangatnya.
Konstruksi
lengkapnya adalah kehilangan topi dan kehilangan semangat. Yang satu bermakna
denotasi dan yang lain kiasan. Dalam zeugma, kata yang dipakai untuk membawahi
kata kedua berikutnya hanya sesuai untuk salah satu daripadanya.
Contoh :
Dengan membelalakkan mata dan telinganya, ia mengusir orang itu.
r. Koreksio atau Epanortosis
r. Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya
bahasa yang diawal menegaskan sesuatu kemudian memperbaikinya.
Contoh :
Sudah empat
kali saya mengunjungi daerah itu, ah bukan, sudah lima kali.
s. Hiperbol
s. Hiperbol
Merupakan
gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan
memperbesar kecilkan sesuatu.
Contoh :
Kemarahanku
sudah menadi-jadi hingga hampir-hampir meledak aku.
t. Paradoks
t. Paradoks
Paradoks
adalah suatu macam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan
fakta-fakta yang ada.
Contoh :
Musuh sering
merupakan kawan yang akrab.
u. Oksimoron
u. Oksimoron
Merupakan
suatu gaya bahasa yang berusaha menghubungkan kata-kata untuk mencapai efek
bertentangan. Bersifat lebih tajam diandingkan dengan paradoks.
Contoh :
Keramah-tamahan
yang bengis.
Untuk
menjadi manis, seseorang harus menjadi kasar. (end)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar